Tampilkan postingan dengan label karya ilmiah lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label karya ilmiah lingkungan. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Juli 2013

CARA MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PURWOKERTO

CARA MENCEGAH PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PURWOKERTO

Dalam dua tahun terakhir, ketika musim hujan tiba, beberapa wilayah di kota Purwokerto dilanda banjir. Hal itu berbeda dari 5 tahun lalu sehingga persoalan banjir di lingkungan menjadi keprihatinan warga Kota Satria ini. Pesatnya pertumbuhan kota, memberikan dampak tersendiri, terlebih upaya mengantisipasi dampak banjir belum dilakukan secara komprehensif.
Meski belum separah Jakarta atau kota besar langganan banjir yang lain, kondisi ini perlu penanganan cepat dan terpadu, melibatkan semua pihak, termasuk jajaran pemkab. Jika tidak, geliat pembangunan di ibu kota Kabupaten Purwokerto ini akan “tenggelam” dalam problematika banjir. Adapun wilayah pemukiman yang sering mendapat ”jatah” banjir adalah Perumahan Karang Pucung Permai di Kecamatan Purwokerto Selatan.
Instansi yang terkait selalu mengembalikan pada persoalan teknis. Misalnya mendalihkan pada kurang baiknya kondisi saluran pembuangan air/ drainase di tepi jalan-jalan utama kota, keterbatasan anggaran. Namun Pemkab Banyumas sudah menyiapkan materplan penataan drainase.
Penyikapan terhadap kompleksitas persoalan lingkungan, termasuk banjir, tidak bisa melupakan unsur manusia. Alasan dan penyelesaian teknis mengatasi banjir harus dibarengi dengan upaya revitalisasi sosiologi. Artinya bagaimana menciptakan suatu kondisi agar semua orang saling berinteraksi guna menjaga lingkungannya hingga terbebas dari banjir.
Salah satunya bisa kembali mengaktifkan kerigan, yaitu pola gotong-royong atau kerja bakti massal, yang sejatinya menjadi salah satu kearifan. Pada zaman dulu, pembuatan saluran air, kegiatan bersih desa, atau membersihkan lingkungan, selalu dilakukan dengan memakai pola itu.
Lewat kerigan pula, pada 1998 Purwokerto mendapat penghargaan dari WHO karena berhasil membebaskan daerah itu dari serangan demam berdarah dengue (DBD). Waktu itu masyarakat menjabarkan kearifan lokal tersebut dalam wujud piket bersama memberantas sarang nyamuk.
Pemda bersama warga Purwokerto sebenarnya bisa menerapkan kerigan untuk mencegah banjir. Misalnya sekelompok warga secara bergilir membersihkan saluran air/ drainase di lingkungan masing-masing. Kerja bakti itu bisa digagas secara tidak formal atau formal, misalnya menjadi kebijakan pemkab yang pada hari tertentu mengajak warga bersih-bersih saluran.
Gotong-royong membersihkan saluran kota yang mengalami pendangkalan sudah dirintis warga Purwokerto Selatan, melibatkan unsur BKM dan LPMK Kelurahan Purwokerto Kulon, Satgasgana, personel Koramil dan Polsek Purwokerto Selatan, serta anggota Laskar Merah Putih. Kegiatan itu bisa menjadi contoh bagi warga wilayah lain di Purwokerto.
Bentuk kerigan kedua adalah bersama-sama memahami dan menyosialisasikan UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Salah satu kegiatan yang bisa dikategorikan merusak lingkungan adalah kebiasaan buruk sebagian warga Purwokerto membuang sampah di sungai. Penyosialisasian regulasi itu akan menyadarkan warga untuk tidak lagi membuang sampah ke saluran/ sungai, utamanya Kali Bener dan Kali Kranji, dua sungai besar yang melintasi kota, dan belakangan ini pada musim hujan sering meluber karena mengalami pendangkalan akibat banyak sampah.
Bentuk kerigan yang ketiga adalah membentuk komunitas gerakan cinta lingkungan, yang bisa dimulai dari lingkup terkecil, yaitu RT, RW, desa, dan seterusnya. Anggota komunitas ini memfokuskan pada berbagai kegiatan yang bersifat menjaga, memelihara, dan melestarikan lingkungan. Wujud kegiatannya bisa bersama-sama membersihkan lingkungan secara rutin, menghijaukan kota, dan menyosialisasikan pentingnya pelestarian lingkungan kepada pelajar atau anggota masyarakat.
Bila unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat, merasa terpanggil mengimplementasikannya lewat pola kerigan, Purwokerto dan kota lain bisa terbebas dari banjir dan lingkungannya pun terjaga.

sumber:
http://www.pikiran-rakyat.com/node/185633


Recyler, Robot yang Peduli Go Green


 

Recyler, Robot yang Peduli Go Green

Di indonesia tempat pembuangan sampah paling terbesar yaitu di Bantar Gebang, Jakarta. Dalam sehari ada ratusan ribu ton sampah yang masuk ke sana. yang akan mengakibatkan terjadinya dampak negatif bagi lingkungan dan pemanasan global. oleh karena itu kita sebagai penerus bangsa wajib memecahkan pokok masalah tersebut.
Memilah-milah sampah bukanlah pekerjaan mudah yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Belum lagi jika sampah yang ada merupakan hasil dari proses penghancuran obyek untuk didaur ulang kembali. Debu, partikel berbahaya, benda tajam serta beratnya akan memperlambat proses pemilahan.
Berangkat dari hal itu, sebuah perusahaan yang berpusat di Finlandia, ZenRobotics, membuat sebuah robot yang kelak menggantikan tugas manusia dalam memilah-milah sampah. Recycler, nama yang dipersiapkan bagi robot tersebut, merupakan bagian dari sebuah sistem daur ulang sampah modern. Tugasnya hanya mengambil sampah yang berjalan di atas conveyor-belt dan memisahkannya berdasar jenis sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya. Sampah yang diambilnya akan diletakkan pada saluran yang menuju fasilitas daur ulang yang sesuai.
Untuk melaksanakan tugasnya dengan tepat dan cepat, Recycler bisa dipasang lebih dari satu. Setiap robotnya dilengkapi dengan sederetan sensor, mulai dari sensor berat, x-ray,scanner 3D, barcode, infra merah hingga cahaya tampak. Untuk mengolah data yang diterima dari semua sensor tersebut, Recycler mengandalkan kecerdasan tiruan dengan algoritma yang diadopsi dari celebrum, bagian otak manusia yang bertanggung jawah terhadap koordinasi dan pewaktuan setiap gerakan.
Selain membuat Recycler untuk skala industri, rencananya ZenRobotics juga berencana membuat versi yang lebih kecil yang tentunya tepat digunakan untuk memilah-milah sampah rumah tinggal. Menurut ZenRobotics, dengan kelebihan Recycler tersebut material yang bisa didaur ulang kembali dari sampah menjadi lebih banyak, dalam uji cobanya pada bulan Februari lalu, robot tersebut mampu mengidentifikasi 50% sampah yang diberikan kepadanya. Selain itu pemakaian Recycler juga mengurangi timbunan di tempat pembuangan sampah, mengurangi biaya transportasi, dan mengurangi resiko kesehatan bagi pekerja yang melakukan pemilahan manual.
berikut alat alat lain yang dapat di gunakan dalah pemilahan sampah diantaranya:
1. MAGNETIC SEPARATOR
Magnetic separator merupakan peralatan sederhana yang digunakan untuk memisahkan logam dari sampah. Magnet yang digunakan di alat ini bisa bersifat permanen ataupun sebuah elektromagnet. Memiliki 3 macam bentuk: silinder magnet, katrol/rantai magnet, danmagnetic belt. Peletakan magnet dalam pemilahan material dilakukan secara sejajar dengan aliran, bersebrangan dengan aliran, ataupun secara elevasi seperti pada katrol magnet.
2. EDDY CURRENT DEVICE(aluminium separator)
Aluminum separator menggunakan magnet permanen ataupun elektromagnet untuk menciptakan arus listrik yang menyebabkan kaleng/bahan alumunium (logam selain besi) terpisah dan keluar dari material lainnya. Pemilahan alumunium ini bisa dilakukan diconveyor troli ataupun tanjakan (Peer Consultants, P.C., 1991).
3. DISCS SCREEN
Discs Screen merupakan piringan-piringan yang berputar searah dan disusun secara pararel dalam sebuah barisan yang teratur. Piringan di setiap baris terletak ditengah-tengah antara 2 piringan barisan yang lain. Barisan piringan tersebut membentuk suatu pola yang teratur, dan diantara piringan tersebutlah terdapat celah yang akan menjatuhkan material-material yang berukuran kecil, misalnya pasir dan pecahan kaca. Untuk material lain yang tidak tersaring akan berjalan terus seperti fungsi pada conveyor. Material yang basah dan berserabut bisa melapisi dan membungkus piringan-piringan, sehingga menyebabkan celah tersebut tertutupi. Sedangkan material kasar seperti pecahan kaca dan pasir, bisa mengkikis pinggiran piringan-piringan dan memperlebar celah pada discs screen. Disamping itu material yang besar bisa menghalangi material kecil yang berada di atasnya untuk lolos melewati celah tersebut. Keadaan seperti keterangan di atas mempengaruhi kinerja discs screen
4. TROMMEL SCREEN
Trommel merupakan sebuah saringan silinder yang berputar, umumnya aliran material bergerak menurun. Permukaan saringan berupa jalinan kawat teratur atau plat dengan lubang teratur. Perputaran trommel meningkatkan efektifitas dari proses pemilahan, karena bisa memisahkan material yang saling menyatu/melekat ataupun memisahkan material dari wadahnya. Trommel ukuran besar (diameter 8-10ft, panjang 50ft) banyak digunakan untuk memisahkan wadah/kardus besar dan ataupun kertas koran dari campuran kertas-kertas ataupun dari wadah-wadah yang bercampur (terutama dari kardus-kardus kaca). Trommelukuran kecil (diameter 1-2ft, panjang 2-4ft) digunakan untuk pemilahan label dan tutup botol dari pecahan gelas. Untuk ukuran kecil kadang-kadang menggunakan tambahan hembusan udara untuk membantu proses pemilahan
Faktor yang mempengaruhi efisiensi pemilahan dari trommel:
  • Karakteristik dan jumlah sampah.
  • Ukuran dan kemiringan trommel.
  • Kecepatan putaran.
  • Ukuran dan jumlah lubang.H
5. VIBRATING SCREEN
Vibrating screen merupakan saringan yang terbuat dari jalinan kawat atau plat berlubang yang digunakan untuk memisahkan material yang relatif padat, kering, dengan ukuran kecil.Vibrating screen lebih toleran dengan material berserabut dibandingkan dengan peralatan yang lain. Material yang basah dan lengket merupakan suatu masalah yang bisa menyebabkan penyumbatan lubang saringan sehingga menyebabkan efektifitas menurun. Material dengan ukuran besar dengan bentuk yang bengkok-bengkok dan tumpukan material yang terlalu banyak bisa mengurangi efektifitas penyaringan
6. OSCILLATING SCREEN
Oscillating screen mempunyai spesifikasi seperti vibrating screen kecuali pada gerakan yang dilakukan dengan gerakan berputar/berotasi
7. TRAVELLING CHAIN CURTAIN
Traveling chain curtain tersusun dari satu sampai beberapa baris rantai yang saling bertautan membentuk tirai dan berputar seperti sebuah conveyor rantai yang berputar secara tegak lurus. Tirai ini menyebabkan material yang cukup padat/keras (misal: kaca) jatuh/turun melewatinya untuk material lunak/ringan (misal: plastik) tetap terus terbawa ke sisi yang lainnya. Efisiensi dari alat ini tergantung dari jumlah loading material, loading yang berlebihan menyebabkan material yang ringan untuk jatuh dibandingkan ikut terbawa ke sisi yang lain
8. AIR CLASSIFIER
Air classifier menggunakan aliran udara untuk memisahkan material-material yang ringan (misal: plastik, kertas) dari material-material yang berat (misal: logam, kaca). Selain pengaruh dari berat, ukuran, luas, dan kekuatan aliran udara mempengaruhi proses pemilahan. Seperti kaleng alumunium dengan aliran udara yang besar dibandingkan dengan berat kaleng tersebut akan terbawa aliran udara seperti material-material ringan lainnya, dibandingkan dengan kertas basah yang kusut tidak akan terbawa aliran udara seperti material-material berat lainnya.
sumber:
http://www.planethijau.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=70&artid=1591
http://jujubandung.com/2012/06/20/peralatan-pemilah-instalasi-pengolahan-sampah/

KEBAKARAN DI GUNUNG CEREMAI, KOTA KUNINGAN

KEBAKARAN DI GUNUNG CEREMAI, KOTA KUNINGAN

kebakaran hutan di kota kuningan kemarin, telah menyebabkan banyak kerugian di semua pihak, karena kebakaran tersebut semakin meluas di kota Kabupaten Kuningan. Hingga kemarin, kebakaran hutan telah merembet ke Kebun Raya Kuningan di Kecamatan Pasawahan.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, kebakaran mulai terjadi Senin sekitar pukul 10.30 WIB dengan sumber api berasal dari tiga titik berbeda. Kencangnya tiupan angin membuat api mudah membesar hingga merembet ke segala arah.Kebakaran ini terus meluas dan membakar hutan pinus di 11 blok yang masuk dalam Desa Padabeunghar dan Pasawahan.
“Titik api pertama ditemukan di Blok Silayur,Cileutik,dan Lebak Reundeu. Akibat angin kencang, kebakaran semakin meluas hingga merembet ke sebagian Kebun Raya Kuningan,” Pengelolaan Taman Nasional Gunung Ciremai Wilayah I Mokh Ridwan, kemarin. Dia menyebutkan, saat ini upaya pemadaman terus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak mulai dari petugas TNGC, Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri dan partisipasi dari masyarakat seperti pecinta alam dan ormas lingkungan hidup.Titik api masih menyala di beberapa lokasi akibat upaya pemadaman yang belum sempurna.
Sementara itu, kebakaran juga menyebabkan sekitar 30 hektare kawasan Kebun Raya Kuningan di Desa Pada beunghar hangus terbakar. Walaupun api telah berhasil dipadamkan, pihak Kebun Raya Kuningan masih menempatkan personel untuk mengantisipasi kebakaran kembali terjadi.
Mereka akan segera membuat sekat bakar di daerah yang berbatasan dengan hutan alam dengan maksud api tidak sampai menjangkau ke sana. Selain itu, mereka akan berjaga-jaga siang dan malam dengan perbekalan yang memadai hingga api dipastikan aman. Ridwan mengungkapkan, kebakaran hutan Ciremai kini telah menjangkau 20 blok dari sebelumnya hanya 11 blok saja. Namun sebagian besar kawasan tersebut sudah padam dan kini masih tersisa empat blok yang masih menyala dan sedang dalam upaya pemadaman. Proses pemadaman kebakaran kali ini tergolong sulit karena kondisi alangalang yang teramat kering ditambah angin kencang membuat api mudah membesar. Upaya pemadaman pun masih menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan sistem sekat bakar dan memadamkan dengan batang pohon basah dan gedebong pisang.
Sebab akibat terjadinya kebakaran karena ulah manusia yang membakar sampah dan lupa memadamkanya, dan akhirnya merembet ke ilalang dan di susul oleh angin yang kencang yang akhirnya api membesar. Oleh karena itu berhati hati lah jika menyalakan api di daerah yang kering dan banyak unsur unsur benda yang dapat menimbulkan kebakaran.
sumber:
http://www.jabarmedia.com/2012/09/giliran-hutan-gunung-susuru-terbakar/