INDUSTRI OEKIMIA
Industri oleokimia di Indonesia
merupakan industri yang memiliki backup bahan baku yang sangat melimpah
karena Indonesia merupakan produsen bahan baku bagi industri ini yakni
CPO terbesar di dunia.
Meskipun memiliki industri
bahan baku yang melimpah, namun perkembangan industri ini masih kalah
dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang kapasitas
produksinya mencapai dua kali lipat dari Indonesia.
Sebagai gambaran, Indonesia
menguasai sekitar 12 persen permintaan oleochemical dunia yang mencapai
enam juta metrik ton per tahun, sementara Malaysia mencapai 18,6 persen.
Industri hilir Malaysia mampu
mengolah CPO menjadi lebih dari 120 jenis produk bernilai tambah tinggi,
sedangkan Indonesia baru belasan produk. Malaysian Palm Oil Board
(MPOB), yang merupakan institusi tertinggi dalam pelaksanaan kebijakan
industri kelapa sawit di Malaysia adalah institusi di balik kesuksesan
sawit Malaysia.
Industri oleokimia merupakan
industri yang strategis karena selain keunggulan komparatif yakni
ketersediaan bahan baku yang melimpah juga memberikan nilai tambah
produksi yang cukup tinggi yakni di atas 40 persen dari nilai bahan
bakunya yakni CPO dan PKO.
Meskipun belum seberkembang
Malaysia, namun industri oleokimia Indonesia tumbuh dalam beberapa tahun
terakhir dengan penambahan kapasitas dalam beberapa tahun terakhir baik
yang sedang dilaksanakan maupun direncanakan.
Terdapat beberapa pemain baru
dan juga penambahan kapasitas produksi dari pemain yang sudah ada.
Adanya beberapa rencana investasi baru menunjukkan bahwa industri ini
cukup diminati dan akan berkembang di masa mendatang.
Penambahan kapasitas ini tepat
meskipun secara global, kapasitas produksi dunia masih lebih besar dari
kebutuhan produk oleokimia, namun pertumbuhan permintaan masih terus
terjadi dengan level sekitar 5 persen per tahun sehingga prospek
industri ini cukup menjanjikan.
Industri ini tidak lepas dari
permasalahan di dalam negeri yang salah satunya adalah jaminan pasokan
bahan baku berupa CPO yang belum sepenuhnya teratasi karena produksi CPO
lebih banyak diekspor daripada dipasok ke industri dalam negeri.
Laporan ini akan mengulas
industri oleokimia dasar di Indonesia mencakup produk-produk yakni fatty
acid, fatty alcohol, dan glycerin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar