SISTEM ORGANIK
Pengganti pupuk kimia
Pada
umumnya petani menggunakan pupuk kimia untuk membantu menyuburkan
tanah. Mereka merasa penggunaan pupuk kimia lebih praktis dan tidak
perlu membuatnya. Dengan jumlah pupuk kimia yang tidak terlalu banyak,
mereka sudah dapat mendapatkan hasil dari tanaman yang cukup banyak. Hal
itulah yang membuat mereka menjadi tergantung pada pupuk kimia.
Ketergantungan
petani terhadap pupuk kimia menyebabkan permintaan pupuk kma semakn
meningkat. Hal ini membuat pengusaha pupuk kimia harus dapat menyediakan
pupuk kimia untuk kegiatan produksi petani secara terus menerus. Namun,
ini tidak diimbangi dengan ketersediaan bahan baku yang ada. Inilah
yang membuat pupuk kimia menjadi langka di pasaran.
Penyebab
utama kelangkaan pupuk yang terjadi di Indonesia adalah tidak ada
satupun industri di Indonesia cukup kuat pondasinya untuk mempertahankan
kelangsungan produksinya. Semua Industri Indonesia khususnya yang
berbasiskan bahan baku kimia itu di dapatkan dari import, artinya
kandungan lokalnya (Bahan Baku Lokal) tidak lebih dari 20%-30% yang
dihasilkan oleh Indonesia untuk suplai industri dalam negeri. Di Sisi
yang lain, transaksi dalam Perdangangan Internasional alat tukarnya
masih mengunakan Dollar AS. Sementara itu, nilai tukar dollar AS di
dalam negeri sepanjang bulan desember 2008 berada pada kisaran
11000-11700/USD.
Penyebab
lainnya yaitu Alur distribusi pupuk kimia di Indonesia yang terlalu
panjang. Semakin panjang alur distribusi, semakin besar pula resiko
pupuk tersebut tidak sampai pada petani. Alur distribusi pupuk yang saat
ini berjalan di Indonesia terdiri dari : Lini I (pabrik), Lini II
(UPP), Lini III (Gudang Produsen dan Distributor), Lini IV (Pengecer
Resmi), Kelompok Tani/Petani.
Berbagai
kebijakan telah digulirkan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan pupuk
ini. Secara umum kebijakan itu mencakup soal produksi, distribusi dan
pemberian subsidi. Namun kebijakan tersebut terkesan ambigu dan tidak
jelas, karena ; Pertama, kelangkaan pupuk
dipandang sebagai problem teknis semata, sehinga tidak berupaya memotret
persoalan secara keseluruhan, seperti arus kuat untuk menyerahkan
produksi dan distribusi pupuk nasional ke mekanisme pasar. Kedua, langkah-langkah pemerintah tersebut sama sekali tidak menjawab sebab-sebab utama kelangkaan pupuk.
Dampak kelangkaan pupuk kimia
Jelaslah
sudah dengan kelangkaan pupuk ini maka semakin memberatkan ekonomi para
petani, karena produksi semakin berkurang. Semakin berkungnya pupuk
menyebabkan petani harus melakukan budidaya dengan pupuk seadanya,
sehingga produksi tanaman yang didapat menjadi kurang optimal. Hasil dan
kualitas panen yang menurun drastis bahkan resiko gagal panen
menyebabkan pendapatan petani menurun dan harus menanggung semua biaya
produksi.
Dampak
kelangkaan pupuk tersebut akan semakin parah ketika petani tidak lagi
mempunyai kemauan untuk menanam. Tidak adanya petani yang mau menanam
berarti tidak ada bahan makanan yang bisa diolah dan dimakan, sehingga
harus import. Impor mungkin saja dilakukan tetapi tentu harganya akan
semakin mahal dan belum tentu aman dari segi kebersihan dan kualitas..
Keadaan tersebut jika berlarut-larut juga akan menggangu ketahanan
pangan nasional.
Pertanian
adalah sektor vital dalam pertumbuhan suatu negara, sehingga petani
harus tetap menanam jika tidak ingin mengalami krisis pangan. Namun
demikian petani juga harus difasilitasi dengan berbagai hal yang bisa
mendukung terlaksananya pertanian di Indonesia.
Sistem semi organik sebagai solusi kelangkaan pupuk kimia
Pemerintah
diharapkan tidak hanya konsentrasi pada penyediaan pupuk kimia saja,
tetapi juga harus diimbangi dengan pencarian alternatif pemecahan
masalah untuk mengatasi kelangkaan pupuk kimia dipasaran. Sebenarnya
banyak alternatif yang dapat dterapkan, salah satunya adalah penerapan
sistem semi organik. Sistem semi organik merupakan penggabungan sistem
pertanian organik dengan pertanian non-organik. Penggabungan sistem ini
diharapkan dapat menutupi kekurangan dari masing – masing sistem.
Dengan
berbagai kekurangan tersebut, dalam menggunakan pupuk perlu adanya
pertimbangan yang tepat. Dalam kegiatan pemupukan pertimbangan penting
yang selalu perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil optimal adalah:
(1) Kelengkapan dan keberimbangan unsur hara (nutrisi) makro dan mikro yang tersedia;
(2) Tingkat penyerapan hara yang tinggi dan efisien;
(3) Kesehatan tanaman untuk memperoleh hasil panen yang tinggi;
(4)
Dengan menggunakan pupuk diharapkan akan terjadi perubahan pada
struktur fisik, kimia dan mikrobiologi tanah kearah yang lebih baik;
(5) Menciptakan kondisi ramah dan tidak merusak lingkungan;
(6)
Secara ekonomis menguntungkan yaitu biaya pemupukan yang rendah, baik
harga pupuk per satuan luas, biaya transportasi, maupun biaya tenaga
kerja juga rendah; serta
(7) Mudah didapat pada saat dibutuhkan.
Kegiatan
pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia tidak mendukung pertimbangan
kegiatan pemupukan tersebut. Pemupukan dengan pupuk kimia mempunya
kekurangan, antara lain:
(1) Ketersediaan pupuk yang dibutuhkan dalam jumlah, jenis dan waktu kadang-kala tidak sesuai dengan kebutuhan;
(2) Kalaupun pupuk tersedia, harganya tidak cukup ekonomis untuk digunakan;
(3)
Penggunaan pupuk dalam jumlah dan volume yang besar akan mengeluarkan
biaya untuk harga pupuk, biaya transportasi dan tenaga kerja yang besar
pula;
(4)
Aplikasi pupuk kimia dalam volume yang besar pada umumnya tidak efisien
karena tidak semua hara yang diperlukan terserap tanaman, sebagiannya
menguap atau tercuci karena kondisi tanah yang kurang ideal (berpasir,
keasaman tanah terlalu tinggi atau terlalu rendah, lahan gambut, lahan
pasang surut, menipisnya kandungan bahan organik, dll);
(5)
Terjadi penyerapan unsur hara yang agresif pada pertanaman monokultur,
sehingga mengganggu keseimbangan unsur hara makro dan mikro;
(6)
Penggunakan pupuk kimia secara terus menerus dalam waktu lama dan
volume besar akan merusak struktur, tekstur dan mikrobiologi tanah serta
kapasistas tukar kation.
Kekurangan
pupuk kimia tersebut sebenarnya dapat ditutup dengan jalan menggunakan
pupuk organik dalam budidaya pertanian. Pupuk organik mempunyai beberapa
keuntungan, diantaranya : Bahan-bahan untuk pembuatan pupuk organik ini mudah diperoleh, pembuatan pupuk organik secara umum tidak membutuhkan biaya yang mahal, dapat mengembalikan kesuburan tanah dalam jangka panjang, pembuatannya tidak sulit, petani tidak perlu melalui pelatihan-pelatihan yang mengajarkan teori-teori yang rumit, tidak
mengandung zat kimia, pupuk organik juga ramah lingkungan. Yang paling
penting dari pupuk organik adalah kandungan unsur haranya lengkap,
sehingga kebutuhan unsur hara dapat tercukupi semua dengan satu macam
pupuk.
Secara sederhana pupuk organik itu memberi makan pada tanah (feeding soil),
sedangkan pupuk organik memberi makan pada tanaman. Padahal tanaman
mengambil makan dari tanah dan oleh karena itu yang semestinya layak
diberi makan adalah tanahnya bukan tanamannya.
Kelemahan
dari pupuk organik adalah butuh waktu yang agak lama, karena pupuk
organik butuh diolah terlebih dahulu. Pengolahan tersebut tujuannya agar
unsur hara di dalam pupuk organik dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
Selain itu, kekurangan pupuk organik tidak menunjukan hasil secara cepat
seperti pupuk kimia, karena pupuk organik bersifat slow release, artinya pupuk organik dimanfaatkan oleh tanaman sedikit demi sedikit.
Dengan
berbagai kelebihan dan kekurangan dari masing – masing sistem tersebut,
maka sistem semi organik-penggabungan sistem organik dan anorganik-
diharapkan bisa saling melengkapi dan nantinya akan dapat mengatasi
kelangkaan pupuk kimia yang selama ini terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar